Jumat, 10 April 2009

Peranan Mikroba Probiotik Pada Ikan

MAKALAH MIKROBIOLOGI


Peranan Mikroba Probiotik Pada Ikan


Disusun sebagai syarat tugas mikrobiologi








Disusun oleh:
Roy Docklas 230110070084













FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2008

BAB I
PENDAHULUAN


Latar belakang
Peran penting mikrobiologi pertama kali diperkenalkan dalam karya karya Louis Pasteur, Robert Koch, Winogradsky dan lainnya yang menjadi terkenal dengan “Era Emas Mikrobiologi”, (1870-1910). Selama era ini tidak hanya sebagian besar bakteri agen-penyebab penyakit pada manusia telah diidentifikasi, tetapi juga peran mikroorganisme sebagai pendaur-ulang sebagian besar unsur- hara penting kehidupan organisme di bumi telah diketahui. Pertengahan pertama abad 20 para ahli (mikrobiologiwan) banyak mengkonsentrasikan pada identifikasi bakteri (mikroba) dan upaya-upaya perawatan penyakit yang kemungkinan disebabkan oleh jasad renik. Teknik kultur murni (monokultur) mikroba telah dikembangkan oleh Robert Koch, yang bermanfaat untuk mempelajari sifat patogen dan mengkaji interaksinya dalam lingkungan alami yang heterogen. Perkembangan bioteknologi selama paruh akhir abad 20, kemudian dipacu ledakan perkembangan biologi molekuler, memberikan kontribusi keberhasilan perkembangan DNA rekombinan, yang mempunyai banyak peran dalam penggunaannya di lingkungan diantaranya bagi bidang perikanan
Hubungan antara mahluk hidup yang menguntungkan atau disebut juga dengan simbiosis mutualisme berperan penting pada di ekosistem perairan. Simbiosis mutualisme salah satunya dapat terlihat dari hubungan bakteri menguntungkan yang terdapat pada usus ikan. Berdasarkan data yang ada didalam usus ikan terdapat 107 bakteri yang hidup. Banyaknya jumlah bakteri dalam usus ikan ini berpengarruh pada pola pemberan pakan ikan dalam hal jenis pakan ikan yang diberikan.
Sebagian ikan tertentu yang ada di Indonesia memerlukan makanan yang sesuai untuk pertumbuhan hidupnya. Kenyataannya kita masih belum dapat memberikan pakan yang sesuai untuk pertumbuhan secara optimal. Pakan yang kita berikan pada ikan sedikit sekali mengandung probiotik sehingga pakan yang kita berikan tidak dapat dicerna secara maksimal. Ini menyebabkan makanan terbuang secara percuma dan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan didalam usus ikan tidak maksimal. Penambahan nutrisi yang seimbang dan probiotik yang seimbang akan menguntungkan bagi mdidalam usus ikan rantai panjang karbohidrat dan protein dapat diolah sebaik mungkin dengan bantuan bakteri menguntungkan. Prinsip dasar kerja probiotik adalah pemanfaatan sebagai penambah mikroba hidup yang memiliki kemampuan mikroorganisme dalam memecah atau pengaruh menguntungkan bagi komunitas mikroba menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lingkungan hidupnya. Pendapat lain oleh Salminen lemak yang menyusun pakan yang diberikan. et al, (1999) bahwa probiotik merupakan segala Kemampuan ini diperoleh karena adanya enzim-bentuk preparasi sel mikroba atau komponen sel enzim khusus yang dimiliki oleh mikroba untuk mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi memecah ikatan tersebut. Enzim tersebut biasanya berpengaruh pada kesehatan dan kehidupan inangnya. Pada saat memilih mikroorganisme yang akan digunakan sebagai probiotik harus memiliki kuantitas dan kualitas dalam jumlah yang tepat.
Ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscogatus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena sangat disukai di dalam maupun di luar negeri seperti Negara-negara Asean, Hongkong, Cina, dan Jepang. Budidaya ikan ini sangat potensial akan tetapi masih terkendala dengan rentannya penyakit terutama oleh bakteri dan pertumbuhannya relatif agak lambat.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1.Pengertian mikroba
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
2.2. Jenis mikroba yang penting
Ada beberapa kelompok mikroba yang penting yang perlu diketahui morfologi, sifat, struktur dan perkembangbiakannya. Diantaranya yaitu : bakteri, fungi/kapang (mold) dan khamir (yeast).

1. Bakteri
Sumber : Terdapat secara luas di alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan tanah.
Morfologi : Uniseluler (bersel tunggal)
Ukuran : panjang = 0,5-10 mm; lebar = 0,5-2,5 mm.
Bentuk sel : coccus (bulat), bacillus (batang/basil), spirillium (spiral) dan vibrios (koma/vibrio).
Struktur : Prokariotik
Tidak memiliki membran di dalam sitoplasma
Beberapa memiliki flagella (rambut cambuk), capsul (kapsul) dan endospora.
Perkembangbiakan : Aseksual dengan pembelahan biner.
Peranan : Agen penyubur tanah, bermanfaat dalam industri pembuatan senyawa penting (semisal alkohol), mengolah makanan, penyebab penyakit, pembusuk bahan makanan, dll


Gambar 1 : Bakteria dan macamnya
2. Kapang (Mold)
Sumber : Biasanya terdapat pada tempat-tempat lembab, semisal kertas koran yang basah, dinding-dinding basah, buah-buahan membusuk dan bahan pangan lainnya
Morfologi : Multiseluler (bersel banyak)
Ukuran : mikroskopis sampai makroskopis
Bentuk : benang-benang.
Struktur : Eukariotik
Memiliki dinding sel yang kaku
Terdiri dari hifa (kumpulan benang-benang).
Kumpulan hifa membentuk miselium.
Beberapa memiliki septa (penyekat) pada hifa.
Perkembangbiakan : Seksual dan Askesual (spora).
Peranan : Dekomposisi (penghancuran) material, penghasil penisilin (antibiotik), penyebab penyakit, dll.


Gambar 2 : Kapang (Mold)

3. Khamir (Yeast)
Sumber : Lingkungan yang berkadar gula dan pH rendah, seperti buah- buahan dan sirup.
Morfologi : Uniseluler (bersel tunggal).
Ukuran 5-20 mm. (5-10 x lebih besar dari bakteri).
Bentuk sel : Pseudomiselium .
Struktur : Eukariotik.
Memiliki dinding sel yang serupa dengan bakteri.
Sitoplasma memiliki inti bebas (discrete nucleus).
Memiliki vakuola yang berisi sejumlah besar cairan.
Perkembangbiakan : Aseksual dengan tunas.
Peranan : Fermentasi alkoholik pada bir, tape, nata dll.


Berdasarkan organisasi selularnya, protista dibagi menjadi dua golongan yaitu protista tingkat rendah (prokaryot) dan protista tingkat tinggi (eukaryot). Alga hijau biru dan bakteri tergolong kepada prokaryot. Sebagian mikrobiologist menganggap alga hijau biru adalah bakteri juga. Golongan eukaryot terdiri atas protozoa, fungi (khamir dan kapang), dan alga dimana organisasi selularnya sudah relatif sempurna menyerupai tanaman atau hewan.
Mikroba terdapat dimana-mana dalam alam. Mikroba dapat ditemui mulai dari dasar lautan yang paling dalam sampai ke puncak gunung yang paling tinggi. Mikroba ada yang hidup dalam air dingin, juga ada yang tahan hidup dalam air panas pada suhu tinggi bahkan ada yang sampai 250 derajat Celcius. (extremophilic).
Tanah yang kita injak dipenuhi oleh mikroba. Mikroba dapat terbawa bersama aliran air ke sungai, danau dan laut. Mikroba dapat ditemui dimana mereka menemukan makanan, kelembaban (air), dan suhu yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Karena kondisi yang cocok untuk kehidupan manusia juga cocok bagi mikroba maka tidak dapat dihindari bila kita hidup berdampingan dengan mikroba.
Mikroba ada dalam udara yang kita hirup. Dia mungkin juga ada dalam makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum terutama makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, dipermukaan kulit, dalam mulut, hidung dan setiap lubang pada tubuh, serta dalam saluran pernafasan dan pencernaan.
Mikroba lebih banyak lagi ditemui pada tanaman dan hewan. Sebagian besar mikroba tidak berbahaya bagi manusia, dan manusia yang sehat diberi kemampuan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertahan dari serangan mikroba yang berbahaya sampai batas-batas tertentu.
Ada dua jenis mikroba dilihat dari manfaatnya, yaitu mikroba baik dan mikroba "jahat". Mikroba yang baik bagi manusia diantaranya adalah mikroba pangan dan industri yang membantu manusia dalam pembuatan keju, yoghurt, tempe, oncom, kecap, tape, ragi roti, asam amino, asam organik, pelarut organik, enzim, obat-obatan, dan sebagainya.
Mikroba juga membantu mendekomposisi (menghancurkan) bahan organik seperti sampah-sampah organik sehingga mengurangi jumlah sampah dan bisa pula menjadi pupuk bagi tanaman. Tetapi mikroba yang tidak baik juga tidak kurang jumlahnya yaitu mikroba yang menyebabkan berbagai penyakit pada manusia serta mikroba yang mengakibatkan basi atau kerusakan bahan makanan dan minuman.
Dalam konteks makanan halal, salah satu mikroba yang cukup kontroversi akhir-akhir ini, yaitu mikroba dari jenis bifidobacteria. Mikroba ini adalah bakteri yang banyak ditemukan dalam usus bayi yang hanya mengkonsumsi ASI. Bifidobacteria menjadi penting karena merupakan salah satu probiotik yang dapat menekan pertumbuhan mikroba patogen lain dalam usus bayi dan merangsang kekebalan tubuh bayi. Karena berfungsi sebagai probiotik maka ilmuwan dari industri mengisolasinya pertama kali dari kotoran bayi sehat yang hanya mengkonsumsi air susu ibu. Setelah diisolasi, bakteri ini dimurnikan berkali-kali agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lain. Pemurnian dilakukan dengan melarutkannya dalam air garam sampai ratusan ribu kali, kemudian ditumbuhkan pada media agar, diisolasi lagi, dan ditumbuhkan lagi berkali-kali sampai ratusan kali. Bifidobacteria yang dipakai sekarang adalah isolat yang sudah berumur sekitar 35 tahun sejak diisolasi pertama kali tersebut. Setelah dibersihkan dan dimurnikan berkali-kali dan telah 35 tahun sejak diisolasi pertama kali, maka pertanyaannya sekarang, apakah bifidobacteria ini sudah halal digunakan untuk makanan atau minuman yang berfungsi sebagai probiotik?
2.3. Peranan mikroba
Hampir di semua daerah biosfir dapat di jumpai mikroba. Di semua tempat yang di huni manusia dapat dapat di jumpai mikroba yang mampu hidup dan berkembang biak. Mikroba memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kehadiran mereka, dunia penuh dengan limba. Berkembangnya ilmu pengetahuan telah membuka wawasan bahwa ternyata peran mikroba tidak hanya dapat merombak limba menjadi mineral yang dibutuhkan oleh tanaman, tetapi masih banyak peran lainnya bahkan dalam bidang perikanan.

1. Mikroba menguntungkan
Mikroba yang memiliki peran menguntungkan bagi manusia adalah mikroba pengurai, nitrifikasi, nitrogen, usus,dan penghasil antibiotic

2. Mikroba merugikan
Mikroba yang diketahui mempunyai peran yang merugikan kepentingan manusia adalah mikroba pembusuk dan pantogen.






2.4. Peranan mikroba dalam bidang perikanan
Peranan mikroba mencakup semua aspek yang dapat diperoleh dari mikroba yang menguntungkan manusia diantaranya mikroba saluran pencernaan yang digunakan untuk memacu pertumbuhan ikan dan menghasilkan vitamin B12 dan K yang mempunyai peran
penting dalam proses pembekuan darah, mikroba dapat digunakan untuk melawan mikroba yang tidak diinginkan ( pengawetan dengan mikroba yang menguntung terhadap mikroba yang merugikan ), mikroba nitrifikasi memiliki kemampuan untuk merombak senyawa amoniak menjadi nitrat yang dapat di manfaatkan oleh tumbuhan, karena senyawa amoniak dalam media budidaya dapat menimbulkan keracunan bagi ikan yang di budidaya, mikroba ini mempunyai kemampuan mengikat nitrogen langsung dari udara kemudian mengubahnya menjadi komponen yang dapat di serap oleh akar tumbuhan. Dari segi keuntungan bdang kesehatan pengunaan mikroba sebagai pengawet ikan tidak menimbulkan dampak buruk ( saat ini belum diketahui ), tampa harus menggunakan formalin yang dapat merugikan kesehatan.

















BAB III
ISI

3.1 Sinbiotik
Di dalam saluran pencernaan ikan terdapat enzim pencernaan. Enzim ini berasal dari tubuh ikan sendiri dan mikroba yang hidup di saluran pencernaan, baik mikroba menguntungkan maupun merugikan. Kedua jenis mikroba ini hidup berdampingan dalam jumlah seimbang.
Adanya gangguan dapat menyebabkan keseimbangan populasi mikroba di dalam saluran pencernaan berubah. Bila gangguan tersebut menyebabkan populasi mikroba menguntungkan meningkat, maka proses pencernaan akan baik dan sebaliknya.
Komposisi mikroba di dalam saluran pencernaan dapat dikendalikan dengan dua cara, yaitu secara prebiotik dan probiotik.
a. Prebiotik
Prebiotik adalah pengendalian mikroba usus dengan cara menambahkan makanan yang mengandung nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroba menguntungkan.
b. Probiotik
probiotik adalah menambahkan sejumlah mikroba menguntungkan untuk merubah komposisi mikroba di dalam usus, dimana mikroba menguntungkan menjadi dominan.
Persyaratan mikroorganisme digunakan sebai probiotik adalah:
1. Tidak bersifat patogen atau mengganggu, mempermudah pencernaan lanjutan dan penyerapan inang, tidak bersifat patogen bagi konsumen (manusia oleh saluran pencernaan ikan. Di sisi lain, dan hewan lainnya),
2. Tidak mengganggu mikroorganisme lain sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem setempat,
3. Mikroba menguntungkan ini harus mudah dipelihara.
4. Hubungan simbiosis berkembang biak di dalam usus ikan,
5. Dapat dipelihara dalam media yang memungkinkan untuk diintroduksikan ke dalam usus ikan,
6. Dapat hidup dan berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan.
3.2 Probiotik yang Digunakan Pada Ikan Kerapu.
Bakteri yang diisolasi dari usus dan lambung ikan kerapu macan dapat tumbuh dan berkembang pada media kultur TSA dengan pH 2, yang merupakan indikator utama bakteri probiotik. Koloni bakteri yang tumbuh pada media terdapat dalam berbagai macam bentuk, warna, tepian, ukuran, dan permukaan koloni (elevasi) yang berbeda.
genus Lactococcus Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bundar atau bulat besar, sel berbentuk bola yang berukuran 0,5-1,2 x 0,5-1,5 µm, berpasangan dan membentuk rantai pendek dalam media cair, endospora tidak terbentuk, Gram +, tidak motil. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri genus ini adalah 30-37¬oC dan dan tumbuh baik pada 1-3% NaCl. bakteri ini tergolong bakteri Gram +, fakultatif anaerob, tidak motil, tanpa kapsul, kemampuan memproduksi katalase dan oksidase negatif, tumbuh pada suhu 100C, optimum pada suhu 300C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C, tumbuh baik dengan 0,5% NaCl. Bakteri ini memanfaatkan senyawa kimia dengan menguraikannya secara fermentasi. Salah satunya adalah memfermentasikan karbohidrat dengan produk yang dihasilkan sebagian besar adalah L (+) asam laktat tapi tidak dalam bentuk gas. Untuk pertumbuhannya, bakteri ini memerlukan syarat-syarat gizi yang lengkap. Biasanya banyak terdapat di pabrik pengolahan susu dan produk makanan dari tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatan zat kimia dengan penguraian secara fermentative, salah satunya karbohidrat yaitu memfermentasi dengan memproduksi sebagian besar L (+) asam laktat tapi tidak dalam bentuk gas. Sifat lainnya adalah katalase negatif dan oksidase negatif. Bakteri ini tumbuh pada suhu 100C, optimum pada suhu 300C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C, dan tumbuh baik dengan 0,5% NaCl. Bakteri ini biasanya banyak terdapat pada pabrik pengolahan susu dan produk makanan dari tumbuh-tumbuhan.
genus Carnobacterium Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian berlekuk, sel lurus, batang ramping, berukuran 0,5-0,7 x 1,02,0 µm, berbentuk tunggal atau dalam bentuk pasangan dan kadang-kadang dalam bentuk rantai yang pendek, Gram + dan dapat bergerak atau motil. Carnobacteria adalah katalase negatif, oksidase positif, metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 300C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. Bakteri ini Gram +, dapat atau tidak dapat bergerak dan tidak berspora, produksi kimia dengan heterofermentatif, memproduksi sebagian besar L (+) laktat dari glukosa. Mereka tumbuh pada 100C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C dan optimum pada suhu 300C. Bakteri ini adalah katalase negatif dan oksidase positif dan tidak menghasilkan nitrat. Sel terdapat dalam produk daging dan ikan. Salah satu spesiesnya, yaitu C. piscicola, adalah patogen pada ikan salmon (Zulkifli 2001).
genus Staphylococcus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian timbul, sel bentuk bola, diameter 0,5-1,5 µm, terjadi satu demi satu, berpasangan, dan dalam kelompok tidak teratur, Gram +, tidak motil, katalase positif, oksidase negatif, metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. bakteri Staphylococcus sp. Gram +, tidak berspora, tidak motil, fakultatif anaerob, kemoorganotrofik, dengan dua pernapasan dan metabolisme fermentatif. Koloni biasanya buram, bisa putih atau krem dan kadang-kadang kuning keorangeorangean. Bakteri ini katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrat menjadi nitrit, rentan lisis oleh lisostafin tapi tidak oleh lisozim. Biasanya tumbuh dengan 10% NaCl. Sebagian besar terdapat pada kulit dan mukosa membran dari vertebrata berdarah panas. Akan tetapi sering diisolasi dari produk makanan, debu dan air. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan.
genus Lactobacillus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian seperti wol. Sel berbentuk batang dan biasanya tetap, berukuran 0,5-1,2 x 1,0-10,0 µm. Mereka biasanya berbentuk batang panjang tapi kadang-kadang hampir bulat, biasanya bentuk rantai yang pendek, Gram +, tidak motil, oksidase positif, katalase negatif, metil red positif, optimum pada suhu 300-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. Menurut Holt et al, (1994), bakteri Lactobacillus sp. ini termasuk Gram +, tidak berspora, tidak motil oleh flagel peritrichous, fakultatif anaerob, kadang-kadang mikroaerofilik, sedikit tumbuh di udara tapi bagus pada keadaan di bawah tekanan oksigen rendah, dan beberapa anaerob pada isolasi. Pada umumnya bakteri ini tumbuh baik sekali pada 5% CO2. Koloni pada media agar biasanya 2-5 mm, cembung, entire, buram (opaque) dan tanpa pigmen, kemoorganotrof, metabolismenya adalah fermentatif dan saccharoclastic. Sedikit dari separoh produk akhir karbon adalah laktat, tidak menghasilkan nitrat, gelatin tidak menjadi cair, sitokrom negatif, katalase negatif dan oksidase positif, terutama C18 : 1 rantai lurus asam lemak oleh cis-vaccenic. Tumbuh optimum pada suhu 30-400C. Lactobacillus tersebar luas di lingkungan, terutama pada hewan dan produk makanan sayursayuran. Mereka biasanya mendiami saluran usus burung dan mamalia, dan vagina mamalia. Mereka tidak bersifat patogen. Yang menggunakan Lactobacillus rhamnosus terhadap ikan rainbow trout dapat menurunkan mortalitas dan saat uji tantang dengan Aeromonas salmonicida. Waspodo (2001) mengatakan bahwa bakteri Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri probiotik karena telah lolos dari uji klinis, enzimnya mampu mengatasi intoleransi terhadap laktosa, menormalkan komposisi bakteri saluran pencernaan serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
genus Bacillus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian keriput. Sel adalah bentuk batang dan lurus, berukuran 0,5-2,5 x 1,2-10 µm, dan sering tersusun dalam bentuk sepasang atau rantai, dengan ujung bundar atau empat persegi. Pewarnaan sel Gram +, motil, katalase dan oksidase positif, metil red negatif, optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-3%. Menurut Holt et al, (1994), Bacillus sp. Gram + dan biasanya motil oleh flagel peritrichous. Endospora oval, kadang-kadang bundar atau silinder dan sangat resisten pada kondisi yang tidak menguntungkan. Mereka tidak lebih dari satu spora per sel dan sporulasi tidak tahan pada udara terbuka. Bakteri ini bersifat aerobik atau fakultatif anaerobik. Kemampuan fisiologi beragam; sangat peka terhadap panas, pH dan salinitas; kemoorganotrof dengan metabolisme fermentasi atau pernapasan. Biasanya katalase dan oksidase positif. Tersebar luas pada bermacammacam habitat; sedikit spesies adalah patogen terhadap vertebrata atau invertebrata. Pada bakteri Bacillus toyoi mampu menekan bakteri yang merugikan pada ternak komersial.
genus Eubacterium. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni tidak beraturan dan menyebar, Gram +, bentuk sel batang, katalase negatif, oksidase positif, motil, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. bakteri Eubacterium sp. biasanya bersel batang, Gram + dan ukuran tidak menentu, beragam sekali antara spesies (0,2-2,0 x 0,3-10 µm) dan bukan bentuk filamen. Spesies berubah bentuk dari bulat ke bentuk batang yang panjang. Sel biasanya tidak menentu, sering gembung atau ujungnya lonjong dan kadang-kadang membengkok. Mereka biasanya tersusun satu-satu, berpasangan atau dalam rantai, Gram + dalam kultur muda, motilitas berubah-ubah (tidak tetap), tidak ada spora, anaerob sempurna, membutuhkan teknik anaerobik untuk pertumbuhan dan membutuhkan media yang kaya akan nutrisi, koloni biasanya agak cembung atau flat, kemoorganotrofik, metabolisme fermentatatif; beberapa memecahkan karbohidrat. Produk dari metabolisme adalah glukosa atau pepton. Biasanya campuran dari asam masuk dalam jumlah besar dari butirat, asetik atau formik dengan kelihatan gas H2, indole dan katalase negatif, dan oksidase positif. Mungkin menghasilkan nitrat dan gelatin mungkin cair. Terdapat dalam rongga perut dari hewan, feses, produk tumbuhan dan hewan, dan tanah. Beberapa spesies sering patogen pada vertebrata.
genus Bifidobacterium. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik ikan Kerapu Macan seperti wol. Sel batang bentuknya sangat bervariasi, berukuran 0,5-1,3 x 1,5-8 µm, biasanya agak bengkok, bergerombol dan sering bercabang, Gram +, tidak motil, katalase negatif, oksidase positif, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-3 bakteri Bifidobacterium sp. ini Gram +, tersusun satu-satu, bentuk pasangan, tersusundalam bentuk V, kadang-kadang bentuk rantai, bentuk pagar sel paralel. Kadang-kadang melihatkan bentuk bulat besar (gembung), stain sering tidak tetap, tidak motil, tidak berspora, bukan asam lemak, anaerob. Sebagian kecil spesies dapat tumbuh di udara dengan CO2 10%, tidak tumbuh di bawah pH 4,5 atau di atas pH 8,5, kemoorganotrof, aktif memfermentasi karbohidrat, dengan memproduksi sebagian besar asetik dan asam laktik dengan perbandingan 3:2; tidak memproduksi CO2, butirik dan asam propionik, katalase negatif (bukan positif ketika tumbuh atau berkembang di udara dengan penambahan CO2), dan oksidase positif. Biasanya membutuhkan macammacam vitamin. Tumbuh optimum pada suhu 37-410C. Tumbuh dan berkembang dalam mulut dan saluran usus vertebrata darah panas, dan insekta, dalam sewage, dan biasanya tidak patogen. bakteri Bifidobacterium sangat efektif untuk melawan bakteri yang merugikan atau patogen yang masuk dari luar maupun bakteri yang merugikan dalam saluran pencernaan seperti Shigella dysenteria, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, E. coli, dan bakteri lainnya. Karena bakteri ini memproduksi zat-zat yang bersifat asam lemak rantai pendek terutama asam asetat dan laktat, dan bisa juga menghasilkan zat bersifat antibiotik.
genus Micrococcus Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni kuning, bentuk koloni bulat tepian timbul. Sel bentuk bola, diameter 0,5-2,0 µm, dalam bentuk sepasang, empat pasang, atau kelompok tidak tetap, tidak bentuk rantai, Gram +, tidak motil, katalase positif, oksidase negatif, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%. bakteri Micrococcus sp. Gram + dan biasanya jarang motil, tidak berspora, aerobik, biasanya koloni bercorak dari kuning atau merah, kemoorganotrof, dengan metabolisme pernapasan, sering memproduksi sedikit atau tidak ada asam dari karbohidrat. Biasanya tumbuh pada media yang sederhana. Katalase positif dan kadang oksidase positif, meskipun sangat jarang. Biasanya halotoleran, tumbuh pada 5% NaCl berisi sitokrom dan tahan terhadap lisostafin. Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 25-370C, terjadi terutama pada kulit mamalia dan dalam tanah, tetapi biasanya diisolasi dari produk makanan dan udara.
genus Pseudomonas. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi yaitu: warna koloni agak kekuningan, termasuk bersifat Gram -, dan dalam kelompok sel berbentuk batang dan lurus dengan ukuran 0,5-1,0 x 1,5-5,0 µm. Banyak spesies dapat menguraikan poli ²-hidroksibutirat sambil menyerap karbon yang ada dalam material, bersifat fakultatif, uji katalase positif dan oksidase negatif, motil, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. Bakteri Pseudomonas sp. ada yang bersifat patogen dan ada yang bersifat menguntungkan bagi organisme lain. bakteri dari genus Pseudomonas sp dari spesies Pseudomonas bromoutilis ini memproduksi antibiotik 2, 3, 4 tribromo-5 (I, hidroksi-2, 4,-dibromophenil)pyrole. Zat ini bersifat menghambat perkembangan bakteri patogen seperti: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Streptococcus pyogenes, dan Microbacterium tubercolosis. Penambahan bakteri Pseudomonas fluorescens AH2 dapat menekan kematian akibat vibriosis pada ikan rainbow trout dan secara in vitro bersifat antagonistik terhadap A. salmonicida.




























BAB IV
KESIMPULAN


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang.
Pada ikan kerapu macan memiliki 9 spesies bakteri yang berpotensi sebagai probiotik, yaitu Lactococcus sp., Carnoacterium sp., Staphylococcus sp., Bacillus sp., Eubacterium sp., Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Micrococcus sp., dan Bifidobacterium sp. Kesembilan bakteri ini berpotensi sebagai probiotik karena memilik ketahanan pada pH 2 yang merupakan indikator utama sebagai bakteri probiotik. Bakteri pada genus Bacillus, Bifidobacteri, Pseudomonas, Lactobacillus, dan Micrococcus telah terbukti sebagai bakteri yang menguntungkan dan dapat hidup berasosiasi sebagai flora normal pada organisme baik di dalam maupun di luar tubuh, sedangkan bakteri dari lainnya masih diduga sebagai bakteri probiotik yang menguntungkan.
















DAFTAR PUSTAKA


www.google.com
Tulisan Dr Ir Khaswar Syamsu MSc, auditor LPPOM MUI dan staf Pengajar di Departemen Teknologi Industri Pertanian dan Staf Peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi IPB.
Sumber: Republika 19 Agustus 2005


kebiasaan makanan dan cara makan ikan

BIOLOGI PERIKANAN

Kebiasaan Makanan Ikan dan Kebiasaan Cara Memakan

Disusun sebagai syarat tugas biologi perikanan

o

Disusun oleh:

Roy Docklas 230110070084

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2009


BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ikan sebagai mahluk hidup didalam kehidupannya membutuhkan bahan makanan sebagai sumber energi dan gizi yang diperlukan dalam melakukan aktifitasnya yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan serta reproduksi yang dilakukannya. Pada habitat alaminya yaitu perairan bebas sumber makanan yang diperlukan ikan telah tersedia dengan sendirinya pada kondisi terkait dengan pola rantai makanan yang ada di perairan tersebut. Ketersediaan pakan di perairan bebas memungkinkan ikan untuk memilih dan mencari sumber makanan yang dibutuhkannya tanpa terbatas ruang dan waktu, sedangkan ikan yang dibudidayakan dalam suatu petakan tambak relatif tidak mempunyai alternatif lain dalam memilih dan mencari sumber makanan karena ruang gerak dan habitatnya dibatasi oleh petakan tambak. Situasi ini mengarahkan ikan dalam suatu kondisi ketergantungan pakan yang di suplai dari luar lingkungannya, karena ketersediaan pakan alami yang ada di dalam perairan tersebut semakin menipis dengan bertambahnya ukuran ikan dan bahkan pada waktu tertentu akan mengakibatkan habisnya pakan alami tersebut. Besarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara lain ditentukan oleh makanan yang tersedia. Dari makanan ini ada beberapa factor yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia ( food habits ), mudahnya tersedia makanan, lama masa pengambilan dan cara memakan ikan dalam populasi tersebut ( feeding habits ). Jadi kebiasan makan dan cara memakan ikan itu secara alami bergantung kepada lingkungan tempat ikan itu hidup. Makanan yang telah digunakan oleh ikan tadi akan mempengaruhi sisa persediaan makanan dan sebaliknya dari makanan yang diambilnya akan mempengaruhi pertumbuhan, kematangan pada bagi tiap- tiap individu ikan ikut serta keberhasilan hidupnya ( survival ). Adanya makanan dalam perarairan selain terpengaruh oleh kondisi biotic lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebiasaan makanan ( Food Habits )

Kebiasaan makanan ( food habits ) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Umumnya makanan yang pertama kali dating dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah planktin yang bersel tuynggal yang berukuran kelcil. Jika untuk pertama kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan dan kehabiasan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah yang antara lain menyebabkan ikan pada masa larva mempunyai mortalitas besar. Ikan yang berhasil mendapatkan makanan yang sesuai dengan mulut, setelah bertambah besar ikan itu akan merubah makanan baik dalam ukuran dan kualitasnya. Apabila telah dewasa ikan itu akan mengikuti pola kebiasaan induknya.refleksi perubahan makanan pada waktu kecil sebagai pemakan plankton dan bila dewasa akan mengikuti kebiasaan induknya dapat terlihat pada sisiknya.

Dalam pengelompokkan ikan berdasarkan makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton, pemakan tananman, pemakan detritus, ikan buas, dan ikan pemakan campuran. Berdasarkan kepada jumlah variasi dan macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadi

Euryphagic

Euryphagic adalah ikan pemakan bermacam-macam makanan

Stenophagic

Stenophagic adalah ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit.

Monophagic

Monophagic adalah ikan pemakan makanannya terdiri dari satu macam makanan .

Banyak spesies ikan dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam perairan sehubungan dengan musim yagn berlak. Dalam suatu daerah geografis luas untuk suatu spesies ikan yang hidup terpisah-pisah dapat terjadi perbedaan kebiasaan makanannya. Perbedaan ini bukan untuk satu ukuran saja tetapi untuk semua ukuran. Jadi untuk satu spesies ikan dengan ukuran yang sama dalam daerah berbeda, dapat berbeda kebiasaan makanannya. Perbedaan ini dapat terlihat jelas pada spesies ikan yang hidup dalam perairan tawar. Namun dalam suatu perairanpun kalau terjadi perubahan linkungan sehingga menyebabkan perubahan persediaan makanan, ikan akan merubah kebiasaan makanannya. Menurut Bardach ( personal communication, mei 1973 ) pada kultur iakan bandeng di Filipina, dengan mengunakan system kultur yang baru, ikan bandeng tersebut dipaksa memakan plankton lain. Kita mengetahui bahwa makanan ikan bandeng adalah thi air (lablap) yang terdiri dari kelompok ganggang hiojau biru. Di dalam bidang kultur memang sering diadakan pemaksaan perubahan kebiasaan makanan ikan dengan memberi makanan alami lain atau dengan makanan buatan yang cukup mengandung zat-zat kebutuhan tubuh termasuk beberapa vitamin yang diperlukan.

Seperti telah diketemukan bahwa berdasarkan makanannya secari garis besar ikan dapt digolongkan menjadi herbivore, karnivor, predator dan sebagainya. Akan tetapi dalam kenyataanya banyak sekali “overlap” disebabkan oleh keadaan habitat sekelilingnya dimana ikan itu hidup. Oleh karena itu dalam pemeriksaan untuk menggolongkan ikan berdasarkan kesukaan makanannya memerlukan contoh yang besar diambil dari berbagai macam lokasi. Apabila satu spesies ikan telah di ketahui secara umum kebiasaan makanannya, tetapi ketika diambil dari suatu perairan tertentu terdapat kelainan dalam lambungnya, hal ini menunjukkan bahwa habitat itu secara alami tidak sesuai dengan ikan itu. Banyak sekali penelitian yang menunjukkan walaupun ikan itu sama spesiesnya dan ukurannya, tetapi apabila habitat perairannya sedikit berbeda hasilnya tidak sama. Dengan demikian penilaian kesukaan ikan terhadap makanannya menjadi sangat relatif. Beberapa factor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini ialah faktor penyebaran organism sebagai makanan ikan, factor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri serta faktor-faktor yang mempengaruhi perairan.

Berdasarkan penelitian yang diambil dari bermacam habitat yang berbeda, hasilnya menunjukkan bahwa ikan menduduki posisi rantai makanan yang berbeda untuk tiap habitat. Penyebarabn organisme makanan ikan di dalam suatu komuniti umumnya akan didapatkan bahwa beberapa persen spesies organisme mempunyai jumlah individu banyak. Sedang spesies sisanya berjumlah banyak dengan masing-masing jumlah individu sedikit atau jarng. Penyebaran organisme makanan yang dominan menyebabkan pengambilan makanan itu akan bertambah sedangkan pengambilan osganisme yang lain oleh ikan itu akan menurun. Ketersediaan makanan yang terdapat di perairan dapat diketahui apabila kita menganalisa makanan ikan itu dan membandingkannya dengan makanan yang terdapat dalam perairan.

2.2 Rantai Makanan

Rantai makanan adalah proses makan-dimakan sehingga tebentuk suatu ikatan antara mangsa dan pemangsa ( food chains). Plankton tumbuh-tumbuhan pada waktu mengadakan fotosintesa, menggunakan CO2 dan air dengan bantuan utama cahaya membuat hidrat arang dan menghasilkan zat asam yang berguna untuk ikan. Dengan demikian plankton dapat memproduksi zat organic dari zat anorgani, maka plankton tersebut dinamakan “penghasil awal”. Organisme yang memakan penhasil awal dinamakan “pemakan awal”. Organisme yang memakan pemakan awal dinamakan “pemakan kedua”. Pemakan kedua akan dimakan pemakan ketiga dan seterusnya. Susunan demikian itu yang dimaksud dengan rantai makanan. Panjang pendeknya rantai makanan bergantung kepada macam, ukuran atau umur ikan. Ikan buas yang besar merupakan pemakan yang tertinggi, akan tetapi akan lebih rendah dari pada organisme pemakan ikan buas tersebut.

Kolam ikan merupakan contoh yang baik untuk mengetahui rantai makanan dalam keadaan sangat disederhanakan. Disini akan terlihat pola pengelolaan yang direncanakan untuk menyalurkan energi melalui rantai makanan yang diusahakan sependek mungkin. Bila rantai makanan itu semakin panjang maka produksi terakhir yang di capai tidak secepat pada ikan dengan rantai yang pendek.

Kebanyakan para ahli biologi aquatik menyetujui bahwa bakteria dan algae merupakan dasar bagi rantai makanan. Bakteri mengunakan material sisa yang komplek menjadi bentuk yang lebih sederhana. Algae sanggup menggunakan garam-garam anorganik yaitu zat asam arang dan air dengan adanya sinar matahari membentuk zat organik. Akan tetapi rantai makanan dari bakteria ke ikan bukan meruapakan rantai makanan satu seri rantai makanan melainkan bentuknya lebih komplek shingga akan tepat apabila disebut jaring makanan karena terdiri dari berbagai rantai makanan yang saling bertautan.

Menurut Odum ( dalam Stele, 1970 ) konsep klasik dalam rantai makanan aquatik, bahwa zooplankton dianggap sebagai rantai pertama yang penting untuk pengahasil kedua. Konsep ini berdasarkan penelitian rantai makanan di laut daerah utara dimana tiap tahap tropiknya dapat dengan mudah diikuti. Kedudukan zooplankton bila makin dekat ke daerah pantai makin kurang peranannya. Bahkan di daerah eustuarin, kepentingan phytoplankton menjadi nomor dua. Di daerah pantai yang mempunyai peranan dalam rantai makanan sebagai rantai pertama diantaranya rumput lau daerah pantai (spartina), rumput laut (Thalassia,dsb), makro algae, mangrove dan mikroflora benthic. Ikan sebagai pemakan detritus dari organisme tersebut sebagi energi menggantikan zooplankton sebagai rantai pada herbivore. Beberapa spesies ikan yang telah sukses sebagai pemakan detritus materual tanaman mikro dan makro benthic di daerah pantai adalah ikan bandeng, dan belanak. Ikan pemakan detritus yang sukses hidup di air tawar diantaranya adalah ikan mas, ikan mujair, ikan nila.

2.3 Kebiasaan Cara makan ( Feeding Habits )

Kebiasaan cara makan adalah kapan waktu, tempat dan cara ikan mendapatkan makanannya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata. Pembauan dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam peraira keruh. Ikan yang menggunakan mata dalam mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi ikan yang menggunakan pembauan dan persentuhan tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk mulut akan diterima atau ditolak.

Berdasarkan kepada kebisaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai mulut yang berbeda-beda untuk mengambil makanannya. Letak mulut ada yang inferior ( di bawah kepala ) seperti dalam golongan Elasmobranchia, Acipencer, Polyodon, dan lain-lain. Mulut yang letaknya terminal (di ujung dapan kepala ) terdapat kebanyakan ikan. Mulut ikan yang letaknya superior ( di bagian atas ) terdapat sperti ikan Hyporhamphus. Selain letaknya, mulut ikan bervariasi baik dalam bentuk,besar dan perlengkapan lainnya seperti gigi, alat peraba dan lainnya. Variasi pada tiap-tiap spesies ikan merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian fungsi ekologi yang memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain yang tidak mempunyai bentuk tadi. Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil kecil sekali terjadi persaingan interspesifik. Dengan kata lain bahwa spesies tertentu itu mengadakan penyesuaian ysng menguntungkan dalam cara pengambilan makanan terhadpa lingkungannya.

Untuk larva ikan, mata merupakan indera yang penting untuk mencari dan menangkap makanannya. Bila larva menemukan mangsa didepan tubuhnya ia akan beraksi dengan menggerakkan mata sehingga berposisi simetris tertuju ke depan. Kemudian ia menggerakkan tubuh berupa loncatan-loncatan kecil. Bila mangsa sudah dekat yaitu kira-kira 1 – 2 mm di depan mulutnya, larva akan mendorong tubuhnya dari posisi badan berbentuk huruf s kemudian menangkap mangsa tadi. Biasanya mangsa seperti Copepoda tidak akan tingal diam, tetapi mengadakan reaksi. Pergerakan larva merupakan perangsang mangsa mengadakan pergerakan bila mana larva suda mendekat kira-kiar 2 – 3 mm mangsa akan meloncat sebelum ditangkap. Mangsa Diaptomus dapat mengadakan satu kali loncatan sejauh 5 mm. Mangsa yang sudah meloncat biasanya masih dalam jarak penglihatan larva. Persentase sukses pengambilan mangsa oleh larva bergantung pada kepadatan mangsa yaitu berkisar 20%.

Ikan pemakan mempnyai mulut relative kecil dan umumnya tidak ditonjolkan ke luar. Rongga mulut bagian dalam dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton yang di makan. Plankton yang masuk ke dalam mulut bersama-sama air. Plankton akan tinggal dalam mulut sedangkan airnya akan melalui celah insang. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak dilengkapi dengan gigi. Alat pencernaan tidak mempunyai lambung seperti pada ikan buas dan usus pemakan plankton relative panjang tetapi tidak dilengkapi dengan perlengkapan sempurna untuk mencerna. Ikan pemakan plankton kalu makan ada yang suka membentuk suatu kelompok dan mencari kelompok plankton yang padat. Bila mereka menemukan yang dapat mereka makan dengan intensif dan lebih cepat dari pada makan ikan yang makannya terisolir. Sebaliknya ikan pemakan benthos dan ikan buas makanannya kurang intensif kalua mereka berkelompok tetapi makan lebih intensif kalau terisolir.

Ikan pemakan dasar pada waktu mencari makanan mengunakan sungut untuk meraba dasar perairan. Persentuhan sungut dengan mangsa atau makanannya akan menggerakkan mulut untuk mengambil mangsa. Kebanyakan makanan yang diambil terdiri dari invertebrata. Mulut pemakan dasar ada yang dilengkapi dengan gigi halus yang memenuhi ruang atas dan bawah, tetapi ada pula yang tidak dilengkapi dengan gigi seperti yang terdapat pada ikan. Ikan mas yang sudah tua dan besar akan merubah kebiasaan makanannya dari pemakan dasar menjadi pemakan rumput.

Umumnya ikan buas mencari mangsa mengunakan mata. Ikan buas aktif mencari makanan dengan berenang kian kemari, tetapi ikan yang tidak aktif akan menunggu mangsa di suatu tempat yang terlindung. Bila mangsa mendekat akan disergap. Ikan buas yang suka berkelompok jika telah dapat melokalisir mangsanya akan mengambil mangsa tersebut secara intensif dan cepat jika dibandingka dengan ikan yang terisolir. Tetapi hal ini bergantung pada distribusi dan konsentrasi makanantadi. Kadang-kadang ikan buas mengalami kesukaran menghadapi mangsa yang bergerombol karena mangsa tersebut bergerombolnya sedemikian rupa sehingga tidak ada satupun yang terlepas. Kalau kelompok ikan tadi dalam keadaan terpencar maka ikan predator akan makan secara intensif.

Sehubungan dengan kebiasaan ikan mencari makanannya, pada ikan terdapat apa yang dinamakan Feeding Periodicity masa aktif ikan untuk mencari makanan selama 24 jam. Bergantung kepada ikannya feeding periodicity ada yang satu ada yang dua kali. Lamanya ada yang satu jam atau dua jam bahkan ada yng terus menerus. Pada ikan buas yang memakan mangsa yang ukuran besar interval pengambilan makanannya mungkin lebih dari satu hari. Feeding periodicity ikan nocturnal aktif pada malam hari dimulai dari matahari terbenam sampai pagi dan untuk ikan diurnal pada siang hari. Feeding periodicity ini berhubungan dengan suplay makanan juga dengan musim. Kalau kondisi lingkungan menjadi buruk feeding periodicity dapat berubah, bahkan dapat menyebabkan terhentinya pengambilan makanan.

2.4 Spesialisasi Kebiasaan Makanan

Aktifitas mencari makan pada ikan pada alam bebas merupakan pekerjaan harian yang rutin dimana makanan tadi diketahui oleh ikandengan cara penglihatan, perabaan, pembauan. Makanan yang tersedia di alam dimanfaatkan oleh ikan biasanya dapat diketahui dengan mengambil contoh makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi dengan daftar diet harien yang diambil ikan berbagi umur dan ukuran. Dalam mempelajari tentang kebiasaan, kesukaan dan macam-macam makanan ikan harus menyertakan pertimbangan terhadap morfologi fungsional dari tengkorak, rahang dan alat pencernaan ikan tersebut. Dengan memprtingkan hal-hal tersebut dapat diketahui gizi alami dan pembatas-pembatas kebiasaan makanan yang mungkin timbul. Ikan tanpa struktur mulut untuk menghisap lumpur tidak akan mendapatkan makanan di bawah batubatu besar padahal makanan disitu cukup banyak.

Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ika sering kali di hubungkan dengan bentuk tubuh ayang khusus dan fungsional morfologi dari tengkoraknya, rahang dan alat pencernaan makanannya. Jadi ikan herbivore secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain tumbuhan, oleh karena itu ikan pemakan tumbuhan cenderung memakan material tumbuhan yang lambat dicerna. Ikan herbivore ini harus dapat mengekstraksi nutrient melalui ususnya yang panjang. Jadi usus ini berfungsi sebagai penahan makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang lama untuk mendapat kesempatan penggunaan penuh material makanan yang sudah dicerna. Secara kontras ikan karnivor mempunyai usus yang lebih pendek khusus.

Beberapa garis besar gross morfologi usus macam-macam ikan yang berbeda kebiasaan makanannya

1. Ikan herbivore tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut dapat menyaring phytoplankton dari air. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaiut bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekresikan asam, mudah mengembang, terdapat di bagian muka alat pencern makanannya). Ususnya panjang berliku-liku, dindingnya tipis.

2. Ikan karnivore mempunyai gigi untuk menyergap, menahan dan merobek mangsa dan jari-jari tapis ingsangnya menyesuaikan untuk penahan, memegang, memarut dan mengilas mangsa. Punya lambung benar, palsu dan usus pendek, tebal dan elastis.

3. Ikan omnivore mempunyai system pencernaan antara bentuk herbivore dan karnivor

Pengelompokan ikan berdasarkan kepada macam makanannya telah dikenal yaitu sebagai ikan pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan detritus, pemakan insecta, pemakan bangkai,ikan buas dan ikan pemakan campuran. Namun banyak ikan yang mempunyai daya untuk menyesuaikan diridengan keadaan lingkunganya dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya.

Salah satu contoh ikan yang mempunyai keistimewaan khusus dalam kebiasaan makanannya dan mencari makanan terdapat pada ikan mas. Ikan ini mencari makan dengan cara menghisap dengan mulut yang dapat dijulurkan dengan mudah. Mulutnya terminal dan tidak mempunyai gigi. Sebagai ganti gigi dan lambung ikan ini mempunyai gigi pharynx untuk mengerus. Dilihat dari segi spesialisasi makanannya, maka ikan ini adalah ikan omnivore euryphagus dan sebagai pemakan yang oportunistik di dalam suatu daerah ekologi yang bermacam-macam. Di daerah musim empat, pada waktu musim dingin makanan bagian terbesarnya adlah makanan yang pada waktu musim panas terbawa dengan makanan lainnya.

BAB III

KESIMPULAN

Feeding habits dapat diartikan sebagai kebiasaan pola makan yang mencakup cara, waktu, area, dan tingkat kebutuhan pakan berdasarkan kebiasaan alaminya.

Food habits dapat diartikan sebagai kebiasaan makan ikan ditinjau dari segi jenis makanan yang biasa dikonsumsi ikan.

Populasi dipengaruhi oleh

1. Jumlah dan kualitas makanan

2. Kemudahan tersedianya makanan yang dipengaruhi suhu, cahaya, ruang, luas permukaan

DAFTAR PUSTAKA

Effendie Ichsan Moch, Prof. Dr. M.Sc, 1997. Biologi Perikanan, Yayasan Pustaka Nusatama, Bogor, Indonesia.

www.google.com